Tentang Berkurban

Teringat sebuah kalimat dari seorang teman empat tahun lalu yang bilang:

"Fa, kamu tuh sebenernya bisa loh tiap tahun kurban. Pasti bisa. Coba aja nabung tiap bulan, pasti kekumpul dan bisa kurban." Ucap seseorang itu di ujung telpon. 

Sejak itu.. aku mulai mencari tahu tentang hakikat berkurban. Sebenarnya kenapa sih orang berkurban? Apa benar cuma tentang perkara Nabi Ibrahim yang rela untuk mengorbankan Nabi Ismail untuk Allah? Apa benar berkurban itu untuk orang-orang yang mampu?

Ternyata makna berkurban itu lebih dalam dari sebuah cerita yang biasa kita dengar di dalam kutbah Solat Idul Adha setiap tahunnya.. 

Berkurban itu perkara kita mengikhlaskan tentang apa yang kita miliki. Menyadari bahwasannya semua yang kita punya saat ini sejatinya adalah milik Allah dan kita tidak punya hak untuk memiliki sepenuhnya. Nabi Ibrahim saja rela memberikan Ismail yang merupakan anak dari darah dagingnya sendiri untuk Allah, masa kita perkara melepas uang yang nggak seberapa untuk berkurban aja rasanya berat banget? Padahal saat kita berkurban sebenarnya kita sedang beribadah, serta menabung untuk rejeki yang lebih besar karena kita melakukannya untuk Allah, Zat Yang Maha Besar dan Maha Kaya. Buat apa khawatir? Bukankah Allah akan melipat gandakan rejeki yang kita keluarkan untuk-Nya?

“Sedekahkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau menyedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan berkah rezeki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari, no. 1433 dan Muslim, no. 1029)

Selain itu aku juga mendengar beberapa kajian tentang makna berkurban salah satunya dari dr. Aisah Dahlan yang menyampaikan bahwasannya saat kita berkurban, sebenarnya kita sedang melepas sifat hewani yang ada di dalam diri kita. Sifat hewani tersebut diantaranya tentang makan, minum dan nafsu yang tidak bisa dikendalikan. Seperti yang kita tahu bahwasannya hewan ternak tidak memiliki akal dan perasaan sehingga mereka cenderung tidak bisa mengontrol sifat rakus, buas, dan nafsunya. Maka dengan berkurban, diharapkan semua sifat hewani pada manusia diputus dan diganti dengan sifat mulia lainnya. 

Satu hal yang aku juga yakini yaitu bahwasannya berkurban itu bukan untuk orang-orang yang mampu, melainkan untuk orang-orang yang memiliki niat untuk berkurban.

Percaya atau tidak, sejak empat tahun lalu itu, sejak temanku bilang kalimat diawal tadi kepadaku itu, aku berniat untuk berkurban dan aku doa sama Allah untuk dimudahkan dalam hal rejeki. Dan Alhamdulillah sejak itu aku selalu berkurban setiap tahunnya, MasyaAllah. Allah itu Maha Baik banget. Sesaat sebelum kurban Allah juga selalu kasih aku project jadi akupun ngga ada celah untuk menghindar tidak berkurban. Toh itu juga uang Allah, jadi untuk apa aku sayang-sayang simpan di bank dimana akupun belum tau usiaku akan panjang atau tidak. Aku juga teringat tentang satu Hadist:

"Barangsiapa mempunyai keluasan rezki (mampu berkurban) tetapi ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami bersembahyang. (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)"

Sungguh, aku bersaksi bahwasannya berkurban tidak akan mengurangi rejeki kita, tapi yang ada malah sebaliknya yaitu memperluas rejeki kita. Alhamdulillah sampai saat ini Allah selalu cukupkan aku dalam hal materi. Aku percaya karena Allah sudah berjanji di Al-Quran kalau kita memberikan rejeki kita di jalan Allah, maka akan Allah ganti berkali lipat. Manusia yang kita kita hormati saja bisa kita percaya omongan dan janjinya apalagi ini Allah yang berjanji. Iya nggak sih?

Oh iya, ternyata berkurban juga perihal berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Saat kita berkurban, ternyata ada sebagian orang di luar sana yang sangat bahagia karena akhirnya bisa merasakan daging dimana mungkin untuk mereka sangat jarang bisa memakan daging sedangkan untuk kita itu hal yang biasa (walaupun sebenernya aku juga ngga begitu suka daging hehe). 

Banyak banget hikmah dari sebuah celetukan dari temenku itu tentang berkurban. Aku juga jadi belajar lagi tentang sunnah-sunnah saat akan berkurban salah satunya untuk tidak memotong kuku dan rambut sampai selesai berkurban, tentang doa-doa yang disunnahkan saat berkurban, tentang adab saat melakukan penyembelihan hewan kurban, dll. Dan aku percaya Allah memang sengaja untuk aku mendapatkan kalimat tersebut supaya aku lebih belajar lagi. 

Mungkin sekian sharing aku tentang berkurban yang sudah sangat mengubah mindsetku tantang banyak hal salah satunya tentang hakikat kepemilikan yang tidak abadi. Kurang lebihnya mohon dimaafkan karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terakhir, Semoga Allah senantiasa meluaskan rejeki kita semua. Aamiin, Allahumma Aamiin.

 

Subang, 14 Juni 2024


Komentar

Most Interested