Fase Melankolis

Fase melankolisku adalah saat-saat ini: about the third day of my period. 


Di saat-saat kayak gini bawaannya itu sedih. Entah apa pun itu pasti ada aja yg bikin sedih. Bisa tiba-tiba flashback masa lalu yang menyedihkan, bisa tiba-tiba merasa bersalah dengan diri sendiri, atau sedih karena hal-hal yang bahkan ngga patut untuk disedihkan. 


Itu hal biasa yang terjadi pada perempuan yang sedang “kedatangan tamu bulanan”, dan menjadi hal yang wajar karena perubahan hormon pada fase tersebut. 


Pengantarnya sudah, tapi inti dari artikel ini belum, hehe


Entah kenapa nulis tuh bisa bikin gejolak di hati aku reda. Dan kali ini aku ingin sekali mengeluarkan kerikil yang sudah sekitar setahun ini aku simpan sendiri. Udah kucoba untuk dibagi ke beberapa temanku, tetapi lagi-lagi mereka ngga pernah paham maksudku. Akhirnya kerikil itu aku simpan kembali hingga saat ini.


Aku adalah tipe orang yang akan memikirkan matang2 sesuatu sebelum mengambil tindakan. Jangankan hal-hal serius, hal-hal sepele seperti memberi subject pada email aja aku bisa sampe browse 5 web supaya ngga salah langkah. 


Sekitar tiga bulan lalu, aku mengambil keputusan yang cukup berat dalam hidupku. Tetapi hal itu sudah kupikirkan matang2 sekitar 5 bulan sebelumnya. Aku melakukan riset baik dari internet, pendapat orang2 terdekat, maupun dari beberapa ustadz di youtube. Aku pelajari benar-benar karena memang sebenernya aku ngga mau ambil tindakan ini. 


Tapi kemudian empat bulan setelahnya aku menemukan fakta yang benar-benar bikin aku terpukul. Benar-benar merasa dibohongi selama ini. Benar-benar merasa seperti mainan yang bisa dilemparkan tinggi-tinggi ke atas, dijatuhkan tapi untuk ditangkap, dilemparkan lagi hingga terbang dan akhirnya jatuh ke lantai dan itu sakit. Aku melihatnya, membacanya, dan aku screen capture saat itu untuk menjadi acuanku bahwa mengambil tindakan itu adalah hal yang tepat untukku. 


Satu bulan kemudian aku masih belum bisa, karena berat. Tapi akhirnya kuputuskan untuk mengambil tindakan tersebut disaat yang paling tepat menurutku. Aku lega, tapi juga masih terbayang kebaikan-kebaikan dia selama ini. Lalu kubuka kembali galeri dengan screen shoot yang bisa selalu mengingatkanku untuk berhenti menjadi orang bodoh. 


Aku kecewa, kenapa harus dia beri kata-kata manis. Kenapa harus dia tinggalkan momen. Kenapa harus dia ceritakan semua. Kalau akhirnya dia juga yang berikan kerikil tajam. 


Sekarang aku adalah aku yang tidak akan percaya kata-kata indah. Aku adalah aku yang akan selalu bergerak kedepan tanpa harus menyesali yang sudah. 


Tidak mudah, tapi nyatanya aku bisa bahkan sampai di titik sekarang ini. 


Bukti itu akan selalu aku simpan untuk membuatku sadar tiap kali aku kembali bertanya. 


Bahkan banyak sekali teman yang sudah mengingatkanku dari awal, tapi aku tetap keras kepala. Haha lucu memang.


Tapi semua ini memang tentang belajar. Apapun masalahnya, kita pasti akan naik satu level untuk tingkat kedewasaan jika berhasil melaluinya.


Denpasar, 08 08 2020

Komentar