Underground of Life

 Kadang mudah sekali untuk kita judge something yang sebenernya kita sendiri tahu itu hanya dari satu sisi.

Semakin dewasa umur, mau ngga mau kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki berbagai macam cerita. Lagi, weekend lalu aku bertemu dengan teman lamaku di Bali. 

Jujur dulu aku judge dia dengan pemikiran kecilku, tetapi tidak sampai aku berani kompori orang-orang untuk satu pemikiran denganku. Intinya, itu hanya pemikiran selewatku saja. Lalu, entah kenapa aku selalu berhasil memasuki percakapan seseorang lebih dalam. We did deep talking and she shared something I can't even belive that she got it. 

Kehidupan dia cukup bebas saat ini. Itulah kenapa sempat ada pikiran di benakku bahwasannya dia kurang bisa teguh dan percaya diri terhadap dirinya sendiri hingga akhirnya terbawa ke dalam kehidupan bebas seperti itu.

Namun setelah aku mendengarkan ceritanya, ternyata memang ada momen traumatis dalam dirinya. Dia menjadi korban pedofilia sejak usia TK. "Bangsat!", kataku dalam hati. Bagaimana bisa seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang bahkan belum mengerti tentang organ tubuhnya sendiri mengalami pelecehan seksual hingga seperti itu oleh omnya sendiri??

Dia mendeskripsikan bagaimana kejadian tersebut terjadi hingga akhirnya dia sendiri hilang akan ingatan tersebut sebelum akhirnya pergi ke psikolog dan menghabiskan biaya 6 juta. Sampai sekarang orang tuanya belum mengetahui hal tersebut. Dia sendiri merasa rendah diri sampai akhirnya berani "menjual" dirinya ke orang lain karena dalam benaknya diapun merasa sudah tidak ada harganya lagi. 

Aku terdiam seribu bahasa. Sekian banyak orang yang menjudge dirinya, tapi mereka sendiri belum mengetahui seberapa besar usahanya untuk tetap waras setelah melewati kejadian ini. 

Lagi-lagi aku belajar tentang hidup. Bagaimana cara menghargai hidup orang lain adalah cukup dengan tidak mengomentari kehidupan mereka. Beri saran itu baik, tetapi ketahui dulu latar belakang mereka itu akan lebih baik. 

Buat laki-laki yang ngga ada otak dan cuma mikirin kelamin, aku menghardik kalian atas teman dan semua korban pedofilia!


Denpasar, 19 Oktober 2020

Komentar