Tahun Pengingat

Tahun 2020 ini aku ngerasa kayak selalu diingatkan oleh kematian.
Beberapa artis yang memiliki rekam jejak baik, meninggal tiba-tiba dan tak terduga.

Ya, aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk selalu mengingat kematian.
Setiap hari aku buka Youtube untuk mendengarkan kajian dari ustad/guru yang aku ikuti.
Sekedar mendengarkan cerita mereka tentang sejarah perjuangan nabi-nabi.
Untuk apa?
Untuk menguatkan iman, tentu saja.
Manusia itu ibarat handphone yang baterainya bisa naik turun, iman manusiapun begitu.

Aku juga suka mendengarkan tentang fiqih islam dan aturan/hukum dalam islam yang seharusnya bisa menjadi contoh sistem yang baik untuk kehidupan.
Tapi sayangnya memang susah atau mungkin akan menjadi hal yang utopis sampai akhirnya nanti Dajjal muncul, nabi Isa A.S. turun untuk membunuh Dajjal, dan kemudian memperbaiki semua sistem yang ada di dunia.

Kadang aku mikir apa sih esensi hidup itu?
Ya, untuk ibadah. Semua orang tahu itu.
Kemudian akan ada yang bertanya bagaimana bisa orang yang tidak mengenal agama nantinya akan dihakimi?

Dalam perjalanan hidupku selama ini, aku selalu berdiskusi dengan siapa saja tentang makna hidup dan tentang keimanan.
Tentu tidak dengan sembarang orang.
Banyak orang yang susah untuk disetarakan frekuensinya untuk bisa diajak berdiskusi tentang ini.
Karna jujur, berbicara tentang keimanan adalah hal yang sensitif.

Jika kita tidak kuat iman dan lawan bicara tidak cukup ilmu untuk menjawab, alih-alih kita berdua akan mengawang-awang dalam sebuah pertanyaan yang berlum terpecahkan.
Biasanya aku akan mengawali obrolan ringan dengan orang sebelum akhirnya aku putuskan berdiskusi tentang keimanan lebih dalam.

Otakku ini selalu dipenuhi pertanyaan2 logis yang nantinya bisa menjawab pertanyaan tentang aturan dalam agama.
Alhamdulillah aku selalu menemukan jawabannya.
Aku percaya untuk mempelajari ilmu agama itu butuh guru yang kompeten dibidang agama.
Jika kalian memiliki pertanyaan yang bersifat filosofis, tanyakanlah pada guru/ustad yang kalian ikuti.

Penjelasannya begini.
Jika kita percaya pada dokter/ahli farmasi bahwasannya mengkonsumsi sianida akan berbahaya untuk kita, maka kitapun sepatutnya harus yakin bahwasannya apa yang dikatakan seorang guru agama/ustad tidaklah akan menyesatkan kita di akhirat kelak.

Aku mengimani bahwasannya hidup di dunia hanyalah bersifat sementara.
Besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau mungkin malam ini aku bisa saja menemui ajalku.
Perihal maut, rejeki, jodoh, semua sudah diatur, lantas apa yang harus aku khawatirkan?
Tentu akhirat. Tempat dimana kita akan hidup untuk selama-lamanya, dan tidak akan mengenal kematian setelahnya.

Sudah berapa banyak dosa yang kita lakukan?
Sudah berapa banyak pahala yang kita kumpulkan?
Semoga saat kita menemui ajal kita nanti, kita dipanggil dalam keadaan khusnul khotimah.
Aamiin, aamiin ya Allah ya Rabbal Alaamiin.

Komentar