Hikmah "Capek" di Organisasi

Denpasar, August 21st, 2019

Tadi malam aku untuk pertama kalinya pergi menonton konser di Sanur Festival yang rutin diadakan tiap tahunnya di Bali tepatnya di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Bali. Bukan tanpa alasan aku pergi, apalagi kalau bukan karena ada artis yang "cukup" saya sukai lagunya. 

Semalam aku pergi dengan mbak Esti. Mbak Esti ini orang pertama yang sudah menolongku saat di Bali karena dia telah rela membagi kamarnya untukku. FYI, kami ini belum pernah bertemu sebelumnya, hanya saja pernah satu acara dalam sebuah organisasi dan juga pernah satu kantor tetapi kamipun tidak saling ketemu karena saat aku masuk kantor tersebut dia malah keluar, hahaha. Dan kami sekarang malah dekat. Badminton bareng, Yoga bareng, renang ke pantai bareng. Tapi ngga setiap minggu sih karena aku pergi dengan beda-beda orang setiap minggu supaya ngga bosen hehehe..

Sesampainya kami di lokasi, aku bertemu dengan orang baru disana. Tiga orang dengan profesi yang sama yakni Arsitek tetapi bekerja di company yang berbeda. One of them is from Popo Danes, 
another one from GFAB (same with mbak Esti), and the last one is from Katulistiwa. Dan ternyata kami semua alumni GRS (kecuali yang dari Katulistiwa). Buset dah dunia sempit amat.

Selama jalan bareng mbak Esti ini, aku dikenalkan sama banyak banget orang, aku kelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama yakni geng festival dan orangnya ya orang-orang yang aku temui semalam itu. Mereka hobi banget nonton konser-konser indie gitu. Bahkan walaupun hujan, mereka bisa sampai standby di depan panggung tjooy! Hahaha Sound Festival itu salah satu event besar yang rutin mereka ikutin tiap tahunnya.

Kelompok kedua yakni geng badminton. As you know, I have a schedule for having exercise every Tuesday. Nah disana aku juga bertemu dengan orang baru yang berbeda. Yang rutin itu ada empat sampai lima laki-laki dan tiga perempuan termasuk aku. Ada yang lulusan UI, Bali, UGM, dan mereka Arsitek juga. Kelompok ini memang hobi olahraga, jadi aku akan bertemu dengan mereka saat exercise aja.

Kelompok ketiga yakni geng nongkrong. Di kelompok ini aku bertemu dengan tiga orang baru lainnya. mereka semua kerja di GFAB. Kelompok ini bisa ditemuin kalau kita lagi nongkrong aja kayak jalan-jalan ke cafe atau ngeskrim.

Dari setiap orang yang aku temui, pasti ada salah satu teman dari mereka yang aku kenal, entah karena organisasi atau teman ketemu saat interview di kantor lain. So, kami jadi punya bahan obrolan setiap kali ketemu. Dari situ aku sadar bahwasannya jaringan itu memang luas jika kita mau melebarkannya. Dan semua hal yang kita lewati pasti akan membawa kita pada suatu hal. Ya contohnya ini: bertemu teman di organisasi atau di tempat interview walaupun ngga lolos, tapi jadi meninggalkan jejak pertemanan dan membuat obrolan jadi nyambung. Intinya ngga ada yang sia-sia dalam hidup, guys.

Dalam waktu hampir empat bulan di Bali, aku berhasil mendapatkan jaringan cukup banyak (yang satu profesi) dan itu baru diluar kantor, belum di dalam kantor.

Pernah suatu ketika aku di sindir sama seseorang dan bilang gini: "ngapain kamu capek-capek di organisasi? Toh ujungnya ngga ngaruh ke IPK."

Now, I already got the answer. 

Komentar