Obrolan "Berat" dengan Admin Kantor

Siang itu aku diajak salah satu staf admin yang juga dikenal sebagai "emaknya duit kantor" keluar untuk cari makan. Walaupun sudah ada jatah makan siang yang juga enak, tapi aku tetap turuti kemauan ibu ini yang memang juga sedang hamil. Kupikir segelas jus alpukat sangat lezat untuk diminum di siang hari yang panas itu. Baiklah!

Menu Makan Siang Rutin dari Kantor
Sebagai pengantin yang masih terbilang baru ini, beliau sangat mengharapkan bisa cepat hamil. Ngga heran kalau berkali-kali minta doa ke semua staff supaya hasil test pack bisa segera bergaris dua. Dan alhamdulillah Allah mengabulkan doa tersebut tepat satu hari sebelum hari kami pergi makan siang.

Aku diajaknya ke penyetan Surabaya. Sebagian orang pasti paham dengan tempat makan yang memang terkenal enak ini. Beberapa kali aku memancing tentang bagaimana rasanya mengetahui bahwa dirinya hamil. Raut gembira begitu terpancar tanpa jeda, sembari menceritakan tentang pertemuannya dengan suami pada hari itu.

Kemudian cerita berlanjut tentang bagaimana dia bertemu dengan suaminya untuk pertama kali. Ternyata tepat di tempat kami makan. Dia juga bercerita bagaimana ia berkali kali gagal dalam suatu hubungan. Sampai akhirnya menikah di usia yang tidak terbilang muda, tapi mendapatkan pasangan yang benar2 sayang dengannya. Salut. Aku salut. Tapi juga khawatir. Bagaimana bisa yang sudah berkali kali membina hubungan saja tetap bisa gagal. Bagaimana dengan diriku yang.. mau memulai saja sudah takut?

Kemudian tatapanku sedikit kosong, yang selanjutnya di balas dengan pertanyaan, "kamu gimana fa?" 

Aku hanya tertawa. Tertawa karena betul betul bingung harus jawab apa. Ini bukan kali pertama ditanya perihal yang sama. Dan ternyata, semakin bertambahnya usia, semakin sesak dada ini untuk menerima pertanyaan tersebut. Bingung, benar-benar bingung. Juga khawatir.

Lantas dengan sedikit jeda yang cukup lama, aku menjawab, "iya nanti bu. Kalau sudah ada jodohnya", lontarku sembari melempar sedikit tawa.

Sepertinya beliau paham tentang rasa khawatir yang aku simpan. Kemudian pertanyaan berlanjut, "kamu mau tipe yang seperti apa?" Ini terdengar serius. 

Aku hanya tertawa. Bukan karena apa, tapi benar-benar semakin dibuat bingung perihal tipe. Setahuku, perasaan suka lebih dari sekedar tipe/kriteria. Suka itu tentang rasa. Dan rasa tidak bisa bohong. (Jadi inget slogan kecap bango, ya ngga?)

Ternyata memang betul, dia berniat menjodohkanku dengan keponakannya yang lulusan Teknik Informatika. Aku kembali tertawa. Tertawa seperti yang aku lakukan jika orang-orang disekitarku berusaha menjodohkanku juga.
Yogyakarta, 11 April 2019


Momen diatas aku tulis di note hapeku tepat pada tanggal kejadian. Satu minggu setelah momen itu terjadi, ternyata aku memutuskan untuk resign dari kantor. Aku telah mendapatkan kantor baru di Bali yang mana bekerja di pulau dewata ini merupakan salah satu dari impianku. Bu Dian, admin kantorku cukup kaget mendengar berita tersebut. Terkesan tiba-tiba, tapi sebenarnya memang aku yang tidak memberitahukan orang-orang perihal ini. 

Story WhatsApp bu Dian saat Aku Berpamitan
Begitupun saat aku pergi, aku tidak sempat berpamitan ke kantor, tapi kusempatkan berpamitan via WhatsApp. Aku sungguh senang bisa kenal dan bertemu dengan beliau. Banyak belajar juga terutama untu bagian administrasi. Dapet wejangan juga perihal jodoh yang ngga perlu dikhawatirin, karena Allah pasti sudah memplotkan satu untuk kita. Kita hanya perlu untuk yakin. Terimakasih bu Dian.. Semoga aku bisa bertemu dengan keponakanku kelak :)

Denpasar, 31 Mei 2019

Komentar